DOWNLOAD DATA SAMPLE
Sampe data yang disediakan merupakan data peneruman yang diperoleh dari Badan Informasi Geospasial di sekitar perairan Pulau Penjaliran, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Sampel ini, yang digunakan untuk dilakukannya proses uji akurasi antara data peneruman dan data hasil prediksi, berjumlah 3421 data dengan metode multibean echosounder.
Link Download Samples Data
ANALISIS HASIL PREDIKSI DAN PENGUJIAN AKURASI MODEL
Kustomisasi fungsi Aplikasi Shallow Water Mapper berhasil memprediksi batimetri secara otomatis. Fungsi yang dimiliki Aplikasi Shallow Water Mapper memungkinkan para pengguna untuk melakukan pengujian akurasi. Pengembangan Aplikasi Shallow Water Mapper telah melalui tahapan pengujian akurasi secara berulang kali. Aplikasi Shallow Water Mapper terbukti unggul dalam penggunaannya yang fleksibel, efisien dan tingkat keakuratan yang tinggi.
Pengujian akurasi dapat di ilustrasikan pada salah satu wilayah di Indonesia yaitu Pulau Penjaliran, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Indonesia. Pengujian akurasi hasil prediksi batimetri Aplikasi Shallow Water Mapper dilakukan berbasis titik pemeruman. Pada wilayah ini, diperoleh titik pemeruman sebanyak 3421 titik (Gambar 1)
Tahapan penggunaan Aplikasi Shallow Water Mapper dimulai dengan menentukan data yang digunakan. Pada wilayah perairan ini ditentukan penggunaan Citra Sentinel-2 dengan dua periode 2 tahun dalam rentang waktu 01 Januari 2019 - 01 Januari 2021. Kustomisasi data ini menghasilkan hasil prediksi batimetri Aplikasi Shallow Water Mapper. Hasil prediksi menunjukkan pada wilayah perairan Pulau Penjaliran memiliki kedalaman -0,562967 - 5,96181 meter (Gambar 2). Kedalaman perairan meningkat seiring menjauhnya dari wilayah daratan pulau.
Pemanfaatan tools “Accuracy” dari hasil prediksi batimetri dan titik pemeruman menghasilkan nilai akurasi dan besaran error yang dihasilkan. Pada wilayah perairan Pulau Penjaliran menunjukkan nilai akurasi yang sangat baik yaitu R2 sebesar 0.875 dan nilai RMSE sebesar 4.393 (Table 1). Nilai akurasi mengindikasikan bahwa hasil prediksi batimetri Aplikasi Shallow Water Mapper menghasilkan data yang sesuai (“fitting”). Namun, terdapat selisih error antara data citra hasil prediksi dan data lapangan sebesar 4.393 meter. Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa distribusi error semakin meningkat seiring bertambahnya kedalaman. Hal ini sesuai dengan pemanfaatan model prediksi pada Aplikasi Shallow Water Mapper untuk perairan dangkal.